Senin menyingsing saraf mata
Membuka semua kenyataan tabir ini
Bermalam indah membina takwa
Dengan sedikit keabu-abuan di dalamnya
Ibadah digalakkan tersadar dosa memenuhi
waktu
Wajah ini tergerus wudhu sampai pelosoknya
Menghilangkan semua kenangan kelam
bersamanya
Kelamnya memukul bibir hingga kolak hanya
berendam
Gemuruh jerit memenuhi malam jurit
Menghempaskan kenangan panjang yang
tertekuk
Tertekuk oleh batasan suci masjid Al-Quds
Mata ini nakal, masih bisa kuintip rupamu
Bahkan di sela sujud ragaku
Penuh penyesalan di angka Sembilan
Menangis mendampingi memori jahat yang
sekiranya teringat
Urat ini meringis menyesali gerak yang tak
terhindarkan
Menumbuhkan dendam terhadap gawai sampai
dingin rasanya
Dinginnya rumah kedua ini jarang setenang sekarang
Bermalam indah terakhir kali dengan
keluarga
Menyanyikan garoks kecil hingga lantunan
lirih
Kawan berkumpul di selimuti rengkuhan
ramadan
Sepulang
mabit Altair hari kedua di SMA Negeri 81 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar