Halo kar
Semester satu sudah kelar ya? Gimana rasanya Surabaya sejauh
ini? Masih nyamankah kau tempati? Atau sudah sempit ingin kau hindari. Tenang saja
kar aku akan terus memberimu ruang sendiri seperti yang kau sukai, dengan
kepercayaan yang aku punya terhadapmu aku selalu menaruh iman kepadamu layaknya
kata-kata yang selalu kita pegang bersama soal masing-masing dari kita adalah
zona nyaman yang saling melengkapi, malam yang selalu memberkati, dan dua insan
saling mendoakan tak kunjung henti. Aku telah banyak membuat luka di sekujur
kondisimu yang sekarang hingga rasa malu berkaca pernah menjadi temanku
menjelang tidur, luka yang yang aku tak tau kamu ketahui atau tidak tapi
tentunya dengan kepercayaan yang telah kau bangun kepadaku pasti perihnya hanya
mengasap di batin kecilmu. Aku selalu memikirkan bagaimana jika engkau
mengetahui diriku lebih dalam hingga proses pembuatan luka itu merajut erat
setiap dilanda kekecewaan oleh subjek bernama angan cinta. Bagaimana rasanya
diriku dengan egoisnya menjadikan sebuah keibaan menjadi kompetisi. Bagaimana bobroknya
diriku merasakan ketidakberuntungan saat sedikit hembusan konflik membayangi
hariku. Aku selalu ingin terbuka padamu dengan segala kondisi dan peristiwa
yang terekam seluruh indra dari ragaku, aku selalu ingin berdongeng mengisahkan
legenda terbaik yang pernah hadir dalam hidupku, aku selalu ingin berbagai
mimpi apa yang mengemis untuk diraih di ekor mataku. Selalu kar. Tapi
sepertinya tidak sekarang, belum bisa. Mengapa kar? Selalu ada batas yang entah
dikonstruksikan oleh siapa hingga cerita-cerita itu tak pernah masuk ke dalam
saraf-sarafmu. Gengsi mungkin salah satu material utamanya. Diriku sebagai yang
tuan yang kau bilang ingin hidup bersama belum bisa dibukakan oleh kisah
pribadimu, tercelakah aku jika ingin mengetahui ada apa sebenarnya yang terjadi
dalam hidupmu yang tak ingin kau tunjukkan ke kamera? Kau masih belum bisa
terbuka kar. Aku merindukan percakapan dini hari yang salah satu diantara kita
dengan lancangnya mengalahkan nyanyian serangga hingga tertetes kejujuran di
setiap sastra yang keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar