Teko
Tentunya kawan RC semua tau salah satu wadah air
yang mempunyai belalai dong? Yaitu teko.
Tapi teko masuk kedalam daftar barang-barang yang belum terlalu dikenali lho karena masih banyak orang yang tidak bisa
membedakan mana teko, dan mana ceret, kasian yah. Apakah kawan RC tau
perbedaanya apa?
Jadi
alasan kenapa di tulisan kali ini gua
akan membahas benda yang mulai tergerus arus modernisasi ini adalah karena teko
ini mengandung filosofi yang menurut gua sangat sesuai dengan gambaran manusia
modern pada zaman ini, udah gitu filosofinya bisa jadi bahan pertimbangan lu
atau penilaian lu terhadap seseorang lho. Masa sih? Makannya baca yang lengkap
tulisan gua kali ini yaa.
Kalau lu pernah menggunakan teko, pastinya lu tau kalo
misalnya teko diisi teh terus lu tuangin isinya ke dalam gelas lu, di dalam
gelaslu sekarang isinya apa? Yups, teh juga kan. Yasudah semudah itulah
filosofi teko. Ketika lu bertemu dengan seseorang yang mengeluarkan kata-kata
kotor kita sudah bisa menebak bagaimana dalamnya (pemikiran) orang ini sebenarnya. Berlaku juga
sebaliknya, ketika lu bertemu dengan seseorang yang berkata baik, ramah serta
tidak meninggikan suaranya tentu lu bisa tau juga bagaimana dalamnya
(pemikiran) orang ini sebenarnya.
Udah gitu doang? Ya belum dong masih ada lagi tentunya.
Dari filosofi teko tadi kita juga bisa kita simpulkan bahwa teh yang kita lihat
di gelas kita adalah teh yang sama yang ada pada teko tersebut. Tapi kalau lu sial waktu lu tuang tehnya ke
gelaslu ternyata masih ada ampasnya, tentu lu berpikir “wah nih teh dalam teko
ampas semua deh kayaknya”. Padahal belum tentu. Ngerti maksud gua? Jika kita
ingin lihat bagaimana kualitas organisasi, kelompok dan yang sedang hangat
sekarang yaitu agama, tentunya kita harus liat lkelompok atau agama tersebut.
TAPI bagaimana jika kualitas orang tersebut sangat rendah? Apakah organisasi
atau agamanya juga berkulitas rendah juga? Tentu tidak, kita memang bisa
menjadikan pengikutnya atau anggotanya sebagai cerminan tapi itu tidaklah bisa
dijadikan sebagai dasar penilaian kualitas suatu golongan karena sama seperti teh
tadi jika diantara teh dalam teko itu ternyata ada yang ampas maka dia gagal
menahan diri dia dalam melalui berbagai tantangan di dalam teko itu termasuk
saat melalui jalan berkelok di belalai teko. Sama seperti golongan yang kita
bicarakan tadi bahwa orang yang tidak berkualitas tadi bisa jadi adalah mereka
yang tidak bisa melalui dengan baik dalam perjalanan kehidupan yang penuh
tantangan ini.
Kesimpulannya jagalah bicara dan kelakuan lu, karena
lu mewakili banyak golongan, baik itu nama baik keluarga, sekolah, negara dan
juga agama yang lu anut. Begitu juga ketika lu melihat kejelekan dari orang
lain janganlah langsung bependapat bahwa golongan orang ini tolol,golongan orang ini kafir, atau golongan orang ini
tidak benar. Tapi cukup ambil hikmahnya dan mempersiapkan diri untuk melewati
perjalanan yang penuh rintangan tadi agar tidak seperti orang yang hanya
mengeluarkan ampas dari teko mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar