Catatan Radikalisasi Indomie Goreng


Hirupan napas Indomaret menelanku dalam-dalam ke liang hedonisme itu. Kala itu aku terpukau pada salah satu alveolusnya yang ramai terjadi transaksi. Terdiri dari satu lorong bergelimpah mie instan dengan barisan indomie yang berdiri di front terdepan, maklumkan sajalah namanya juga kepercayaan mayoritas di negeriku.

 Aku tertarik dengan konsep keberagaman yang ditawarkan kepercayaan ini yang terdiri dari banyak golongan dan mazhab tapi masing-masing punya dalil yang jelas mengenai asbabun nuzul terjadinya perbedaan. Berkat bantuan para ulama Indomie yang berdakwah di menit ketiga setiap jeda iklan sinetron malam di stasiun tv garuda, sepertinya aku akan mengikuti jejak yutuber pelontos terkenal itu yang viral karena berpindah kepercayaan indomienya. Seperti konsep keyakinan yang seharusnya yaitu keimanannya ditemukan, aku kalap membeli 73 golongan indomie yang tersedia untuk mengetahui golongan mana yang akan aku imani dalam hidup kedepannya.



Satu per satu kenikmatan masing-masing golongan indomie dalam memberikan pengalaman spiritualnya ketika dikonsumsi membuatku bimbang dalam memutuskan. Tapi setelah menonton beberapa channel youtube dan komen di instagramku yang ramai merekomendasikan, aku pun mantap memegang kepercayaan indomie goreng original apalagi setelah aku membaca sejarah dan mukjizat dari para ulama Indomie goreng. Aku mengucapkan dua kalimat sumpah serapah yang mengantarkanku untuk setia mengakui indomie goreng sebagai pedoman hidup dan juga acuan dalam bertindak. Betapa senangnya aku karena selain resmi masuk ke dalam kepercayaan mayoritas yaitu indomie, aku juga bangga karena memilih mazhab indomie goreng karena penganut-penganutnya yang fanatic dan rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta mereka demi tegaknya daulah indomie goreng di tanah air ini.

Aku mengikuti aksi pertamaku dalam kampanye gerakan ini pada tanggal aksi 619 di mana terjadi demonstrasi besar-besaran untuk mengintervensi presiden tanah air ini untuk mengubah ideologi nasional menjadi paham Indomie khususnya indomie goreng karena ideologi yang sekarang, yaitu bersatu dalam keragaman mie instan dinilai bukan hal yang diajarkan di kepercayaan kita dan hanya dijadikan batu loncatan invasi oleh kaum yajuj majuj wannabe. Aksi itu disorot oleh banyak media massa yang setiap sinyal televisinya menyebarkan berita tentang gerakan yang dicap radikal itu, kami bingung harus melakukan apa tapi beruntungnya kita memiliki buzzer-buzzer yang bisa diandalkan kemampuannya. Kami berhasil menggiring bukan saja opini mereka tetapi akal sehat mereka dan membalikkan posisi panggung televise menjadi milik kita. Pengalaman itu takkan kulupakan! Teriakan penjunjungan betapa agungnya indomie kami, lantangnya ulama dalam mengkafirkan kepercayaan mie instan lainnya, dan tentunya baku hantam yang kami selimuti dengan hangatnya kesucian kepercayaan di kaangan masyarakat. Sukses sekali aksi itu kita eksekusi.

Seiring berjalannya tahun, kadar radikal indomie gorengku menaik drastis. Yang biasanya aku hanya menjalankan ibadah pengonsumsian indomie goreng hanya 5 kali dalam sehari, kini aku menjalankannya didampingi ibadah-ibadah lainnya seperti menggado bumbu secara langsung, serta memakan indomie goreng langsung dri kemasannya. Aku sakau setiap kali tidak mendengar informasi yang menyenangkan tentang kepercayaan kami di media sosial, hal itu bisa diobati dengan suntikan berita hoaks yang dengan giat diperjualbelikan oleh kaum elite kepercayaan kami, terkadang juga ulama kami menyuntikan itu ke kami. Apadaya kecanduanku akan kepercayaan indomie goreng ini memasuki stadium akhir, aku overdosis dengan melencengnya ibadah lainnya yang kusebutkan tadi dan juga terserang jantung koroner akibat suntikan berita hoaks yang telah mengalir di dalam darahku setahun belakangan. Aku rasa ini waktunya aku mati dengan amalan jihad seperti yang ulama indomie gorengku janjikan.

Selamat tinggal wahai kalian kaum bangsat mazhab konservatif yang tidak menerima indomie gorengku dicampur dengan nasi pulen hasil canggihnya rice cooker.

Selamat tinggal wahai kalian kaum kafir non indomie yang bisanya ngomongin kedigdayaan kami dibelakang dengan antek-antek mie instan asing yang kalian impor.

Selamat tinggal wahai kalian kaum munafik mazhab indomie goreng dijadiin kuah yang jelas melanggar akidah indomie goreng yang menyebabkan jatuhnya moralitas kepercayaan kami.

Aku harap aku tidak akan menyumpahimu kelak di surga nanti.


Ukasyah NH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Instagram