Ya jadi saya cukup mengalami kebosanan yang berlebih
berada di dalam kereta yang mengantar saya ke ibukota Jawa Timur. Karena saya
tidak punya game dan tidak bisa bermain
game online, saya pun menulis
rangkaian huruf ini di notes xiaomi
saya. Ya ini juga salah satu langkah menuju keproduktivitasan yang hakiki. Silakan
menikmati.
Kaku dan diam sampai nyamuk pun ragu-ragu
menenggelamkan paruhnya di kulit ini
Ketidakjelasan menyelimuti relung dan meninabobokannya
dengan rasa gelisah di setiap penyangga dada.
Menyingsing timur pulau jawa dengan kegairahan
berlebih sudah cukup membutakan seluruh indra yang menempel erat di seonggok raga.
Buta. Tak melihat wisma, penganan, dan roda mana yang
akan ditunggangi menjadi deskripsi yang menggelincir erat di sepanjang trem yang setia dipijak.
Malam sudah mematri kekuasaanya dan gelisah masih
terikat di ujung akal. Mulut dari logam yang bermandikan layar pun tidak
menganga jua. Lima batang berurut tinggi yang kehilangan arsiran terbaiknya
mungkin bertanggung jawab akan hal ini.
Bangku tak manusiawi ini mematung mantap membiarkan
tengkuk menegang hebat sepanjang malam. Membiarkan mata lembur bertugas dan menyuruh
khayal untuk mengambil alih penugasan dari logika.
Sejawat yang mendampingi, laki berjanggut nan supel
yang mendongeng, serta AC yang akan pecah ketubannya jika mengalami kontraksi
mengaduk sisi-sisi ular besi ini dengan tanggungan yang mengherankan.
Tak lupa, anugerah terindah yang selalu mengacuhkan
mulai dari lorong falopi sampai lorong renta ini. Ruh penenang hati terlapis
gadis kudung yang rela berasmara tak kasat mata, rela menghibah tanpa terasa menjarah, rela menunggu akan hal yang dungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar