Dalam Perjalanan: Potongan 1



Halo kawan candramawa!

“Nama kamu siapa?”
“Ukasyah NH”
“NH-nya apa?” Sambil bersiap menulis kepanjangannya.
“Di akta kelahiran saya NH-nya gaada kepanjangannya pak”

Itulah percakapan yang paling sering alami ketika masuk di kelas baru, di eskul baru, ataupun di kabupaten Barru. Salah satu orang yang saya gak suka adalah orang yang malas ketika bekerja, saya gak suka karena nama saya merupakan salah satu akibat kemalasan pekerja zaman millennium. Saya lahir pada tanggal 24 April 2000, yang berarti jika anda punya buku RPUL warna hitam di halaman 142 akan tertulis tanggal kelahiran saya bertepatan dengan hari angkutan nasional. Ya maklum aja tampang macam kampas kopling gini yah

'Dalam Perjalanan' akan menceritakan beberapa kisah yang memenuhi perjalanan saya selama saya mengemudikan tubuh saya melewati jalanan dunia yang penuh dengan belokan, jebakan, peraturan, dan rute yang berbagai macam rupanya. Enjoy it!


Sejak kecil saya adalah anak yang banyak gerak dan sering ngomong,  bukti konkret dari pernyataan tadi adalah catatan di rapor saya ketika TK dan SD hampir semuanya memuat pesan “Jangan jalan-jalan terus ya”, “Ngomongnya dikurangin ketika sedang belajar ya, “Jangan smekdon kepala apung terus ya”. Dari TK saya itu anaknya gamau kalah sama temen, dulu ada teman saya namanya Nubi makan irisan penghapus untuk pensil, karena saya lihat teman cewek saya yang bernama Fitri muji-muji Nubi bilang kalau dia keren, saya pun tidak mau kalah dengan memakan sobekan kertas dengan sekali caplokan, alhasil saya dipuji juga sama Fitri sekaligus diuji pencernaannya.

Dari kelas 1 sampai kelas 3 SD, saya punya teman sebangku yang orangnya bener-bener nyambung sama saya, namanya Mohammad Ali, bukan petinju pastinya. Si Ali ini punya bapak seorang pembalap motor, jadi postur bapaknya itu tinggi kurus, tau gak sih? Yang kalo misal masuk masjid palanya nunduk, nah itu bapaknya Ali kayak gitu. Terlepas dari bapaknya yang punya masalah ketika masuk masjid, Ali ini rumahnya pindah-pindah terus, yang bikin masalah adalah saya sering ke rumahnya untuk ngerjain PR, karena ibunya biasanya mau nulisin biar kita dapat nilai bagus. Memang anak-anak brengsek. Ketika naik kelas 4, kelas saya sama Ali pun terpisah, dia 4c saya 4a. Sayangnya kelas yang terpisah juga memisahkan persahabatan saya dengan Ali, Ali di kelas 4c menjadi gaul dan saya masih kentang. Jadi kayak ada jurang kesetaraan gitu untuk bersahabat. 

Ketika saya kelas 3 SD entah pengaruh dari sinetron atau dari komik apa, saya merasakan yang pertama kali suka sama perempuan (Cie). Perempuan yang saya suka pertama kali bernama Atika, yaa sengaja namanya gak saya sensor, karena dianya pun udah gakenal sama saya (kayaknya). Entah kenapa saya bisa suka sama dia, mungkin karena kejadian waktu itu, (Gambar menjadi mundur ke belakang dan efek suara Flashback muncul). Kejadiannya dimulai ketika saya yang menjabat sebagai ketua kelas ditugaskan oleh guru saya untuk mencatat siapa saja yang berisik dan jalan-jalan ketika bu guru ini keluar kelas. Karena kelas banyak, 20 anak pun saya catat, yang ironinya nama saya sendiri saya catat. Kemudian saya lihat si Atika ini ngobrol, tapi entah kenapa saya gak tega mencatat nama dia. Sungguh alasan suka yang sangat tidak romantis.

 Ibunya Atika pun deket sama saya jadi ya untuk pacaran waktu itu sabi banget dah pokoknya, untung saya ingat umur. Nah yang saya ingat itu Atika ini punya penyakit leukemia, tau kan leukemia? Penyakit kanker darah putih yang buat sel darah putihnya dia jadi melebihi jumlah normal. Efeknya, si Atika ini sering bolak balik ke rumah sakit gitu untuk terapi, muka dia juga jadi sering pucat. Pas itu saya sedih banget, ngebayangin kuatnya dia lawan penyakitnya aja udah bikin berembun dikit. Sampai sekarang saya cuma bisa mendoakan di manapun Atika mudah-mudahan kondisinya semakin membaik. Aamiin!

Ketika saya kelas 3 SD, ada juga seseorang yang buat saya makin semangat belajar selain si Atika tadi, yaitu Pak Rudi Isdianto. Pak Rudi ini adalah orang yang berjasa terhadap angka 8 yang saya tulis setiap kalinya. Jadi ceritanya dia dulu sering nyuruh murid maju ke depan untuk ngerjain soal, dan waktu itu giliran saya yang maju, saya pun maju dan berhasil mengerjakan soalnya. Namun, Pak Rudi nyuruh tulis jawabannya lagi, setelah itu dia ngomong.

“Itu buat delapan apa buat donat, masa buatnya buat bulat diatas terus buat bulat di bawah” Ujar dia.

Ya jadi dulu saya buat delapan gitu, kayak dua buletan digabung jadi satu atas bawah, setelah itu di depan murid kelas lainnya dia ngajarin saya buat delapan yang ngeliuk-liuk gitu. Paham kan? Paham pastinya.

Pak Rudi ini juga yang membuat saya menjadi menyukai guru-guru yang tidak terpaku pada buku pelajaran ketika mengajar. Dia kalau mengajar kayak ngalir aja gitu dari mulutnya, dan kerennya lagi kan kalau guru SD apalagi walikelas, satu guru bisa untuk beberapa macam pelajaran kan, Pak Rudi menerapkan ini ke semua pelajaran yang dia ajarkan. Salut banget dah!

Lanjut? Tunggu potongan 2 nya yaa.

Ukasyah NH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Instagram